Bisakah Autonomous Car Berjalan di Indonesia?

Arif Akbarul Huda
3 min readMar 24, 2021

Masih teringat betul cuplikan adegan Kotaro Minami memanggil mobil merahnya, raidoron. Pada serial film Ksatria Baja Hitam RX ditampilkan mobil yang dapat berjalan sendiri saat dipanggil pemiliknya. Apabila situasi keselamatan pemiliknya gawat, raidoron mampu menghadang lawan. Tak sedikitpun terbesit bahwa kelak teknologi autonomous car ini akan benar-benar terwujud.

Ksatria Baja Hitam tayang pada era 90an. Dua puluh enam tahun kemudian, berbagai inovasi autonomous car mulai bermunculan. Tesla dan Waymo merupakan perusahaan yang relatif baru dan fokus berinovasi dalam bidang ini. Tak mau ketinggalan, brand-brand terkenal seperti Toyota, Honda dan Mazda berlomba menciptakan mobil canggihnya. Bagaimana cara autonomous car ini bekerja?

Berbagai kompleksitas sensor dan kecerdasan buatan disematkan kedalam perangkat komputer pada mobil. Setidaknya ada empat pertanyaan dasar yang harus mampu dijawab oleh mobil pintar. Pertama mengenai keberadaan (diamana saya?), mobil pintar harus bisa mendeteksi posisi relatifnya terhadap lingkungan sekitar, termasuk terhadap traffict light dan rambu lalulintas lain. Kedua mengenai lingkungan sekitar (apa saja benda disekitar saya?) seperti pejalan kaki, pesepeda dan kendaraan lain. Ketiga pertanyaan mengenai prediksi (apa yang akan terjadi?), yaitu kemampuan menganalisis berbagai kemungkinan apabila kondisi terpenuhi. Misalnya, pesepeda motor yang tiba-tiba berbelok arah. Keempat pertanyaan mengenai reaksi ( apa yang seharusnya saya lakukan), untuk merespon berbagai kondisi terutama untuk mengendalikan kemudi supaya mobil berjalan aman.

ilustrasi diambil dari https://theconversation.com/

Mobil pintar memancarkan jutaan sinyal laser setiap detik dalam 360 derajat. Sinyal ini akan memantul kembali apabila terkena pada permukaan benda, sehingga perangkat sensor pada mobil dapat memperkirakan berapa jarak terhadap benda disekelilingnya. Sistem ini disebut dengan LiDAR (Light Detection and Ranging). Supaya mobil dapat mendeteksi traffict light, kilatan cahaya lampu ambulan dan simbol lalulintas lain, maka mobil dilengkapi dengan high resolution camera. Selain itu, dilengkapi juga dengan sistem radar dan sensor pelengkap. Sistem radar memancarkan gelombang untuk mendeteksi pergerakan benda disekeliling mobil. Sensor pelengkap, seperti sensor audio ditambahkan untuk menambah kecerdasan mobil mendeteksi sirine ambulan atau peluit polisi.

Asosiasi perkumpulan experties otomotif seluruh dunia, membagi mobil pintar dalam lima tingkatan. Tingkat ke-0 hingga 3 mengizinkan sistem kemudi dikendalikan oleh manusia. Terutama untuk menangani kondisi-kondisi kritis yang membutuhkan campur tangan manusia. Tingkat ke-0 mengatur kelengkapan sensor-sensor sederhana disematkan dalam mobil seperti blind spot dan peringatan parkir. Tingkat ke-1 mengakomodir kebutuhan ambil alih kendali dari komputer oleh manusia dan tingkat ke-2 memungkinkan sistem komputer pada mobil bekerja bersama pengemudi untuk mengendalikan akselerasi dan rem.

Pada tingkat ke-3 mobil pintar mampu dikendalikan sepenuhnya oleh komputer tapi masih memungkinkan diambil alih oleh pengemudi. Naik ke tingkat berikutnya, pada tingkat ke-4 prioritas kendali mobil sepenuhnya otomatis dan pada tingkat ke-5 mobil dapat dikendalikan komputer sepenuhnya dalam berbagai medan.

Bisakah Autonomous Car Berjalan di Indonesia? Mengingat dalam berbagai kesempatan, dijumpai emak-emak menyalakan sign kekiri namun belok kekanan.

gambar diambil dari aripitstop

--

--