Bisakah Manusia Bertukar Pikiran dengan Robot

Arif Akbarul Huda
3 min readFeb 23, 2021

--

Bukan hal yang berlebihan bila suatu saat nanti kita berkomunikasi dengan robot, mirip seperti kita ngobrol dengan teman sebaya. Cepat atau lambat, robot berwujud manusia ini akan tercipta, lengkap dengan ekspresi wajah dan kecakapannya berkomunikasi. Berbagai puzzle penelitian semakin menguatkan, salah satunya mesin rekomendasi.

ilustrasi humanoid robot dari https://www.createdigital.org.au/

Terapan mesin rekomendasi yang kita jumpai sehari-hari adalah postingan yang bersliweran di Instagram. Konten yang muncul pada beranda saya tidak akan sama dengan Anda, meskipun daftar teman yang difollow sama. Apalagi pada halaman Explore, dengan konten yang sangat beragam. Hal ini sangat bergantung pada riwayat personal selama berinteraksi dengan Instagram seperti memberi like, comment, bookmarks dan sebagainya.

Serupa tapi tak sama, begitupula yang terjadi saat kita melihat Youtube atau mendengarkan lagu bagus pada Spotify. Konten video ataupun lagu yang diberikan, sangat bergantung pada riwayat interaksi kita terhadap platform digital tersebut. Oleh pakar, hal demikian dikenal dengan istilah Personalized Content Rangking and Recommendations.

Beralih ke ranah advertisement dan e-commernce, mesin rekomendasi nan canggih juga banyak disematkan. Terbukti saat kita mencari kamera mirrorless pada salah satu platform e-commerce, beberapa waktu kemudian kita akan memperoleh penawaran produk serupa hampir disemua akun sosial media. Teknologi SmartTV dan perangkat saluran hiburan lainnya juga mewarnai kecanggihan mesin rekomendasi. Teknologi ini mampu menandai seberapa suka penonton terhadap aksesoris yang dikenakan Andin pada sinetron Ikatan Cinta. Kelak, rangkaian iklan yang tayang pada TV saya juga akan berbeda dengan tayangan iklan pada TV Anda. Bahkan tidak menutup kemungkinan, sebuah live show langsung terintegrasi dengan platform e-commerce dan cashless digital payment.

ilustrasi POI Recommender System oleh Pei-Yi Hao and friends

Secara terpisah, inovasi kecanggihan mesin rekomendasi terus diasah. Pada beberapa aplikasi, sudah diterapkan pengolahan hasil pencarian berdasarkan lokasi. Dengan demikian, saat Anda sedang berlibur di Malang dan searching menggunakan kata kunci “Sate Kambing” pada mesin pencari maka akan diberikan rekomendasi warung sate terdekat. Para pakar menyebut hal ini dengan istilah Poin of Interest (POI) Recommendation. Bisa kita bayangkan, betapa dahsyatnya apabila tata kota diatur secara fisik sedemikian rapi dan didukung dengan teknologi informasi.

Bagaimana mesin-mesin berteknologi canggih ini bisa mengetahui selera kita? Sebuah penelitian yang dilakukan pada tahun 2020 oleh Zarrinkalam F, dkk, menyebutkan dengan tegas bahwa informasi personal seorang netizen bisa diperoleh dari social media. Tekniknya beragam namun secara garis besar setidaknya terdiri atas tiga cara yaitu cara gamblang (Explicit User Interest Detection), tersembunyi (Implicit User Interest Mining) dan prediktif (Future User Interest Prediction).

Pada teknik Explicit User Interest Detection, informasi pengguna sosial media direkam berdasarkan aktifitas interaksinya. Misalnya aktivitas saat kita posting photo pada Instagram atau berkicau pada Twitter. Mesin berkecerdasan tinggi dengan mudah mengenali konteks dan konten yang sedang kita unggah. Aktivitas Anda menyentuh tombol “Mengikuti” pada akun Barcelona, oleh mesin akan ditandai bahwa Anda menggemari sepak bola.

Mohamed Salah on bycicle, picture by @USAnfield

Sedikit berbeda dengan teknik sebelumnya, Implicit User Interest Mining lebih cenderung mengumpulkan informasi pengguna sosial media secara tidak langsung. Misalnya Mohamed Salah adalah pesepakbola kelas dunia yang menggemari kegiatan bersepeda, dibuktikan dengan postingan-potingannya bersepeda. Maka bisa ditarik hipotesa bahwa sebagian follower Mohamed Salah juga menggemari kegiatan bersepeda.

Kelak, puzzle-puzzle teknologi canggih ini dapat saling terintegrasi dan disematkan pada otak robot. Disempurnakan dengan invoasi hardware dan mekatronika yang memungkinkan sebuah robot semakin sempurna perwujudanya sebagai manusia. Ditambahlagi dengan environment perkotaan canggih berbasis informatika (Smart City). Robot memiliki kemampuan interaksi bercakap-cakap yang lihai memberikan saran-saran pengambilan keputusan. Bukan hal yang berlebihan bila suatu saat nanti kita berkomunikasi dengan robot, mirip seperti kita ngobrol dengan teman sebaya. Saling memberikan pengetahuan dan bertukar pikiran.

--

--

No responses yet