Kunci Sukses Berdamai dengan New Normal ternyata Sederhana, yaitu…
Video Keke Bukan Boneka sempat trending nomer 1 di Indonesia dengan total viewers lebih dari 18 juta. Sayangnya video Keke Bukan Boneka officially hilang kena banned. Fenomena yang bagus untuk diambil lesson learnednya terutama dalam rangka berdamai dengan new normal. Semua beradaptasi, sebagian mudah beralih namun banyak juga yang tertatih. Entah karir, pendapatan, atau pemikiran semua hal bisa berbalik, seketika.
Kita batasi ruang lingkupnya akademik ya!
Siapa saja sih yang harus beradaptasi dengan new normal? Murid, mahasiswa, guru, dosen, ataupun pengelola kampus tiba-tiba harus always connected. Semua beradaptasi. Kemudian muncul problematika. Mahasiswa protes banyak tugas, biaya mahal, demo UKT, nge-tweet ini itu hingga trending. Sedangkan dosennya sekuat tenaga adaptasi beralih menggunakan teknologi. Ini bukan hal mudah lho, apalagi untuk generasi baby boomers. Mahasiswanya millenials, Dosennya baby boomers, eranya digital. Kebayang kan gap-nya?!
Kan bisa pelatihan pemanfaatan teknologi untuk mengajar secara daring?
Ok, para pengajar ikut workshop ini itu. Narasumber-narasumber keren diundang. Meskipun tertatih, sebagian besar berusaha membuat konten digital sebaik, semampu dan se-terjangkau mungkin. Kita harus bersungguh-sungguh memberi manfaat yang besar buat anak didik dan Bangsa Indonesia. Bikin konten perkuliahan yang bagus, kolaborasi sana sini supaya semakin besar impact-nya. Well, kita berdamai dengan new normal. Bangkit!!
Saya termasuk salah satu yang termotivasi untuk beradaptasi membuat konten. Saya buka buku setebal 3 jari, baca paper bertema recommender system untuk diringkas dalam konten ringan IG TV berjudul “Mengapa kita bisa berlama-lama di Youtube?” . Pelan namun pasti, saya bangun konten-konten kuliah untuk dirilis di Channel Bedah Teknologi. Bahkan konten podcast yang bisa didengarkan di Spotify ataupun Apple Podcast supaya mahasiswa bisa belajar sambil rebahan. Sedikit dipoles konsep ini itu supaya terstruktur dan rapih. Biar impact-nya semakin besar, kata orang-orang begitu.
Duaarr! Seketika saja semua persepsi, asumsi dan logika yang telah terbangun dengan apik, langsung bubar. Bagaimana tidak, lha wong konten trending nomer satu Indonesia aja ternyata bukan hal yang serius-serius amat. Mulai dari prank hingga konten berjudul Keke Bukan Boneka. Banyak orang menilai konten ini konyol, dinilai dari kualitas audio, suara dan sebagainya. Walaupun akhirnya konten tersebut kena banned. Silakan cari rekam jejaknya, dan beri komentar disini pendapat Anda konten tersebut.
Sebagian dari kita berusaha membangun value positif, then others destroy it suddenly.
Konyol memang! Semua bisa berbalik seketika. Ngapain serius lha wong masyarakat lebih menerima hal-hal diluar nalar apalagi yang konyol. Ya begitulah faktanya, memang dunia tempatnya senda gurau dan permainan. Normalnya ya ketawa-ketiwi, kalau terlalu serius itu malah abnormal.
Lha masak mau ikut terjerumus urusan duniawi, ikutan konyol. Jadi orang bermanfaat dong?! Sebagian dari kita berusaha menangkal logika yang sudah mulai kacau.
Lalu logika absurd lainnya muncul, “Memangnya hal konyol tidak bisa membawa manfaat?”. Sopir angkot yang ngebut ugal-ugalan justru bisa mendekatkan penumpang dengan Tuhannya. Sebaliknya, Imam sholat yang terlalu serius dan kalem, justru bisa membuat misuh jamaahnya.
Dunia ini, tempatnya main-main dan senda gurau. Apa yang kita sangka buruk, justru bisa menjadi baik. Kunci sukses berdamai dengan new normal adalah tidak meletakkan segala sesuatu urusan dunia dengan serius-serius amat. Tidak usah spaneng. Lha wong jelas-jelas dunia itu tempatnya permainan. Melihat permainan, kalau ujungnya ingat Allah kan baik juga. Berkelakar kalau ujungnya takut sama Allah, baik juga. Kuncinya, jangan kebablasan dan berusaha selalu connected dengan Allah.
Yogyakarta, Tadabbur QS Al Anam 32 dan Al Baqoroh 216. Tadabbur lho ini, bukan tafsir. Jangan serius-serius amat menanggapi tulisan ini.