Tanpa Otomasi Teknologi? Ini Tanda Bisnis Anda Sedang Menuju Kehancuran!

Arif Akbarul Huda
4 min readOct 9, 2024

--

Ringkasan ulasan sebagai berikut.

  • Transformasi Digital dan Otomatisasi: Bisnis kini harus menggabungkan digitalisasi dengan otomatisasi teknologi untuk meningkatkan efisiensi.
  • Proses Bisnis yang Digerakkan oleh Teknologi: Bisnis harus fleksibel dan dipandu oleh teknologi otomatisasi untuk beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan.
  • Peran Penting Data: Penggunaan data dan AI membantu bisnis membuat keputusan yang lebih baik dan meningkatkan kinerja.
  • Komitmen Pemimpin: Keberhasilan transformasi bergantung pada pimpinan yang siap berkomitmen untuk berubah, sejalan dengan pesan dari Surah Ar-Ra’d (13:11).

Satu dekade yang lalu, digitalisasi menjadi arus besar yang mendorong perubahan dalam banyak organisasi. Proses bisnis yang semula dilakukan secara manual mulai dikemas dalam bentuk digital, menggunakan berbagai aplikasi yang membantu efisiensi, transparansi, dan konektivitas. Perubahan ini dipandang sebagai sebuah langkah maju yang revolusioner, mempercepat proses kerja, dan mendukung daya saing di pasar yang semakin kompetitif.

Kini, 10 tahun kemudian, digitalisasi bukan lagi sekadar tren, tetapi sudah menjadi norma yang harus diterapkan. Dalam kondisi dunia bisnis yang terus berkembang, digitalisasi proses bisnis tidak hanya menjadi kebutuhan, tetapi juga harus bersifat agile — siap berubah dan beradaptasi sesuai dengan dinamika pasar. Fleksibilitas ini memungkinkan organisasi untuk merespons perubahan dengan lebih cepat, memperbaiki operasional secara berkelanjutan, dan menyesuaikan strategi dengan tuntutan baru.

Namun, transformasi saat ini tidak berhenti pada digitalisasi semata. Otomatisasi teknologi telah menjadi fondasi utama yang mendukung pengelolaan dan operasional bisnis modern. Berbagai teknologi canggih seperti kecerdasan buatan (AI), machine learning, dan otomatisasi proses robotik (RPA) mengubah cara bisnis dikelola. Dengan otomatisasi, tugas-tugas rutin yang memakan waktu kini bisa diselesaikan dengan lebih cepat dan akurat, memungkinkan organisasi untuk lebih fokus pada inovasi dan pengembangan strategi.

Lebih jauh lagi, saat ini proses bisnis seharusnya bisa digerakkan oleh teknologi dan otomatisasi, bukan hanya sekadar didukung oleh perangkat digital. Teknologi otomatisasi, seperti sistem manajemen inventaris otomatis, analitik data real-time, dan otomatisasi pemasaran, memungkinkan bisnis beroperasi lebih efisien dengan intervensi manusia yang minimal. Ini tidak hanya meningkatkan produktivitas, tetapi juga mengurangi kesalahan dan menurunkan biaya operasional secara signifikan.

Namun, transformasi digital dan otomatisasi ini sangat bergantung pada strategi penyimpanan dan pengolahan data yang efektif. Seiring dengan perkembangan teknologi, data tidak hanya menjadi aset penting, tetapi juga bahan bakar untuk inovasi bisnis. Mengelola data secara tepat dengan infrastruktur yang memadai memungkinkan organisasi untuk memanfaatkan data-driven decision-making — mengambil keputusan berdasarkan data yang relevan dan akurat.

Photo by Clay Banks on Unsplash

Dalam era kecerdasan buatan (AI), data tidak hanya memberikan wawasan sederhana, tetapi juga menawarkan insight yang lebih mendalam, membantu organisasi untuk mengakselerasi capaian dan mengevaluasi kinerja dengan lebih akurat. Melalui analitik berbasis AI, data dapat membantu memprediksi tren pasar, mengidentifikasi peluang baru, dan meminimalisasi risiko dengan lebih baik. Ini menegaskan bahwa digitalisasi dan otomatisasi bukan hanya tentang meningkatkan efisiensi, tetapi juga tentang menguatkan kemampuan organisasi untuk berinovasi dan bersaing secara berkelanjutan.

Sepuluh tahun lalu, Walmart memulai perjalanan digitalnya dengan memperkuat platform online dan meningkatkan pengalaman belanja pelanggan. Namun, mereka kemudian melangkah lebih jauh dengan mengotomatiskan rantai pasokan mereka. Walmart memanfaatkan big data dan AI untuk memprediksi pola belanja pelanggan, mengelola stok dengan lebih efisien, dan mengoptimalkan logistik.

Dengan otomatisasi berbasis teknologi, Walmart berhasil mengurangi biaya operasional dan meningkatkan kepuasan pelanggan secara signifikan. Sistem otomatisasi mereka memungkinkan pemrosesan dan pengiriman produk lebih cepat, sekaligus memperkuat daya saing di industri ritel yang sangat kompetitif. Keberhasilan ini tidak hanya karena teknologi yang diterapkan, tetapi juga karena adanya komitmen dari pimpinan untuk mendukung perubahan radikal ini.

Photo by Jason Goodman on Unsplash

Namun demikian, keberhasilan transformasi digital dan otomatisasi pada akhirnya bergantung pada komitmen para pimpinan organisasi. Tanpa dukungan dari kepemimpinan puncak, perubahan ini tidak akan berhasil. Banyak perusahaan yang gagal bertransformasi karena mereka merasa bisnis mereka sudah berjalan baik-baik saja tanpa digitalisasi atau otomatisasi. Akan tetapi, dalam dunia yang terus berubah dengan cepat, sikap pasif ini bisa membawa risiko besar. Organisasi yang tidak siap beradaptasi dengan teknologi akan mengalami gejolak besar yang sulit dikendalikan ketika pasar berubah atau kompetisi semakin ketat.

Seperti yang diungkapkan dalam Surah Ar-Ra’d (13:11): “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri.” Ini mengingatkan kita bahwa perubahan hanya bisa terjadi jika kita sendiri yang memulainya. Dalam konteks bisnis, hal ini berarti bahwa untuk mencapai transformasi digital yang berhasil, organisasi harus secara aktif berusaha dan berkomitmen untuk berubah, termasuk mengadopsi otomatisasi teknologi dan pendekatan data-driven sebagai bagian dari strategi mereka.

Tulisan ini terbit pada Kedaulatan Rakyat 9 Oktober 2024 ( tautan )

--

--

No responses yet